Kamis, 14 Oktober 2010

Kami Berduka

Kami sedang berduka. Hari ini, tidak seperti Rabu biasanya. Mendung tengah menyelimuti kami. Tuhan tengah melimpahkan cobaannya pada keluarga SMP N 6 Prabumulih. Pagi hari, kami mendapati laptop saudara kami, Pak Jas dan Ibu Citra mengalami kendala. Data-data penting dalam kedua perangkat kerja itu, membuat kami mnecemaskan kerusakan tersebut. Berikutnya, kabar bahwa saudara kami, Ibu Sustradara yang mengalami kecelakaan lalu lintas bersama sang suami ketika menuju RSUD Prabumulih untuk tes kesehatan PNS. Kami beramai-ramai sempat membezuk Ibu Sustra seusai sekolah. Di sana sudah ada teman2 lain yang tengah menjalani tes kesehatan pula. Melihat luka-luka sang suami dan kondisi Bu Sustra yang tergolek di tempat tidur, kami semua berprihatin dan sedih. sebelumnya, ibu Sri Lestari yang mengalami kecelakaan di jalan desa muara sungai, ia terjatuh keluar jalur jalan, meski tidak begitu parah, keadaannya cukup memprihatinkan pula lalu saya pulang, bersama Bu Kartika Dan Pak Jay. Sampai di Kertapati, saya mengambil motor. Eh motor saya bannya kempes. Saya kira hanya masalah kekurangan udara, lalu saya dorong ke tempat tambal ban yang tidak jauh dari tempat saya menitipkan motor. Ternyata ban saya sobek besar. sepotong paku 1,5 inci (utuh dan baru) menancap dan menembus dua lapis ban belakang saya. terpaksa ban malang tersebut diganti. Saya sendiri sebenarnya ragu untuk mengganti ban belakang, karena ada masalah dengan rantai. tapi apa boleh buat, mau tidak mau, ban tersebut harus diganti. Saya hanya sedikit berpesan, agar adik bengkel yang menangani motor saya bekerja dengan cermat. Selesai memakai ban baru, saya memacu motor menjemput istri. sedng asyik ngobrol, tiba-tiba motor saya hilang kendali..., ternyata keraguan saya tadi terjawab sudah. rantai motor saya putus. Akhirnya setelah mengalami kebingungan, motor saya (berikut saya dan istri) ditarik seorang tukang ojek yang baik hati ke rumah. Sampai di Talang Kelapa, kami mendesah, listrik tengah padam di komplek talang kelapa. Sial ! Tapi, di atas semua itu, berita yang paling mengejutkan sekaligus menyedihkan adalah kecelakaan yang dialami ayahanda Ibu Musri. Beliau meninggal dunia pada peristiwa tabrakan sepeda motor di jalan desa, hanya beberapa ratus meter dari kediaman beliau. Saya tidak banyak bergaul dengan beliau, namun dari bebrapa kali interaksi di warungnya, saya mendapati beliau adalah seorang yang ramah dan humoris. Karena itulah, komentar saya pertama kali, setelah mengucap Inna liLLahi, adalah, ORANG BAIK BERANGKAT DULUAN Selamat jalan saudara seiman yang baik. Semoga setiap peristiwa dapat kami terima dengan tetap bersabar dan tawakal, sebab setiap peristiwa sepahit apapun itu terasa adalah yang terbaik dari Allah azza wa jalla untuk kita mahlukNya yang lemah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar